Fleksibilitas, Static Exercise atau Dynamic Exercise?
Minggu, 22 Februari 2009

Perasaan kaku atau sukar bergerak menunjukan bahwa tubuh kita berfungsi dibawah kapasitas yang seharusnya bisa dilakukan. Sebenarnya semua orang punya kekurangan dalam hal fleksibilitas yang bisa membuat kita menjadi lamban dalam bergerak. Hal ini tidak boleh diabaikan. Bila tidak diperhatikan hal ini akan mempermudah atlet untuk mendapat cidera di dalam latihan. Lebih buruk lagi, bahwa banyak atlet/pelatih yang salah mengerti di dalam mengembangkan fleksibilitas. Bagaimana kita bisa menghindari hal tersebut?
Felsksibilitas adalah senjara rahasia kesuksesan para atlet dan olahragawan umumnya. Sederhanya, otot yang fleksibel mampu menampilkan prestasi lebih baik dibanding otot yang kaku. Tanpa fleksibilitas atlet tidak akan mampu mendapatkan kekuatan maksimum, daya kontrol gerak dan penampilan yang bagus Dalam nomor lari, kebanyakan atlet melakukan peregangan otot jenis "static stretching"dalam pemanasan sebelum bertanding untuk mendapatkan keleluasaan gerak dan menghindari cedera. Namun penelitian Jacob & Berson/1986 menunjukan banyak pelari menengah dan jauh yang justru mengalami cedera lebih sering dibanding yang tidak melakukannya. Mereka menjelaskan bahwa "Static Stretching" sangat sedikit membantu untuk menghindari cedera dan kesiapan otot menhadapi pertandingan. Berbeda dengan "dynamic excercise" atau pemanasan yang dinamis, dimulai dengan lamban sampai kepada speed spesifik yang dibutuhkan. Hal ini memberi kontribusi besar untuk menghindari cedera dan menampilkan kesiapan yang baik menghadapi pertandingan. Banyak atlet atau pelatih yang tidak mengerti pemakaian/penerapan antara "Static Excercise" dan "Dynamic Excercise" (Silvester Stein/Peak Performance/London)

BDS

pasi

pasi

lintasan

lintasan
skema

Pengikut